Rabu, 15 Juni 2011

Meningkatkan Performa RC Drift Anda

Bagaimana anda tidak minder jika mobil anda disalip mobil lain sewaktu sesi RC drift berlangsung. Bisa jadi senyum tidak akan bertahan lama jika hal itu terus berlangsung dan anda tidak berbuat sesuatu untuk mengatasinya. Drifting, bukanlah racing, walau dalam prakteknya banyak ditemukan di sesi-sesi RC drift Indonesia.
Kembali ke topik bagaimana meningkatkan performa, tentunya tuning atau setup diperlukan, baik itu untuk chasis dari Tamiya, HPI, atau yang lainnya. Berikut beberapa tips utama untuk mendongkrak kemampuan chassis dan drift itu sendiri.
1. Lighten up
buanglah ekses beban pada chassis agar menjadi seringan mungkin, lewat:
- upgrade ke CF chassis
- penggunaan komponen yang lebih ringan
- tidak memakai komponen yang tidak perlu


2. Power up

upgrade mesin anda ke yang lebih bertenaga seperti:
- motor dengan T yang lebih rendah seperti 19T
- ESC dengan resistansi lebih kecil dan kemampuan arus lebih tinggi
- batere dengan kemampuan discharge lebih tinggi


3. Response up

upgrade komponen seperti berikut:
- peredam kejut yang lebih baik seperti TRF
- mengganti dogbone (depan khususnya) dengan universal
- mengganti shaft plastik dengan alloy
- merawat bearing dan komponen gerak dengan baik
- tuning motor yang baik
- menambah radius belok
- upgrade servo dan sistem radio ke spec yang lebih baik
4. Drifter up
semua diatas tidak berguna tanpa disertai dengan latihan yang serius. Jika hanya faktor ‘fun’ yang anda cari, maka tentu saja ini semua tidak diperlukan

Jumat, 10 Juni 2011

Transformator Distribusi

Transformator yang biasa diistilahkan dengan transformer atau ‘trafo’ adalah suatu alat untuk Transformator yang biasa diistilahkan dengan transformer atau ‘trafo’ adalah suatu alat untuk “memindahkan” daya listrik arus bolak-balik ( alternating current ) dari suatu rangkaian ke rangkaian lainnya berdasarkan prinsip induksi elektromagnetik ( EMF Induction ) yang terjadi antara 2 induktor ( kumparan ) atau lebih.
Bagian-bagian terpenting dan mendasar dari sebuah trafo adalah :
●  Kumparan primer (primary winding) yg dihubungkan dengan sumber listrik,
●  Kumparan sekunder (secondary winding) yg dihubungkan dengan beban,
●  Inti / teras / kernel (core) yang berfungsi menyalurkan GGL induksi antar kedua kumparan
Perhatikan sketsa berikut :
rangkaian-dasar-transformator.JPG
1.  Prinsip teknis kerja trafo :
Dalam  parktek,  dikenal 3 sistem pendeteksian dan  pengendalian,  yaitu :
Apabila  kumpatan primer dihubungkan dengan sumber tegangan dengan arus bolak balik (AC), maka arus I1 akan mengalir pada kumparan primer, dan menimbulkan flux magnet yang berubah - ubah sesuai frekuensi arus I1 pada kernel trafo, dan menimbulkan GGL induksi eρ pada kumparan primer. Besarnya GGL induksi eρ adalah :
eρ = - Nρ dø / dt volt ..….……….………………………………………. (1)
dengan : eρ = GGL Induksi primer
Nρ = Jumlah lilitan primer
dø = Jumlah GGM, dalam weber
dt = Perubahan waktu, dalam detik
Perubahan flux magnetik yang menginduksi GGL ep adalah flux bersama (mutual flux), sehingga GGL induksi muncul pada kumparen sekunder sebagai es yang besarnya adalah :
es = – Ns (dø / dt) volt …………………………………………… (2)
dengan Ns = jumlah lilitan kumparan sekunder dari (1) dan (2), perbandingan lilitan dapat didapat dari perbandingan lilitan sebagai berikut :
a = ep / es = Np / Ns ……………..………………………………….. (3)
dengan ‘a’ = rasio perbandingan lilitan (turn ratio) transformator
Karena rasio perbandingan tegangan berbanding lurus dengan rasio perbandingan lilitan, maka apabila a<1 maka trafo berfungsi sebagai penurun tegangan (step down transformer), dan apabila nilai a>1 maka fungsinya adalah untuk menaikkan tegangan (step up transformer).
Flux pada saat dinyatakan dengan f(t) = fm sin wt
dengan øm = nilai flux maksimum ( webwer), sehingga GGL pada kumparan primer adalah :
ep = – Np dø / dt
ep = – Np d øm sin ωt / dt
ep = – Np ω øm cos ωt
ep = – Np ω øm sin (ωt - Л/2)
GGL induksi primer maksimum adalah (ep)max = - Np ω øm, melalui persamaan :
ep = (Ep)max / √2
= Np ω øm / √2
= 2Л ø Np ω øm √2 / 2
= 3,14. 1.41 f Np øm
ep = 4,44 f Np øm ………………………………………..……………..………….. (4)
dengan cara yang sama diperoleh :
es = 4,44 f Nsøm ………………………………..……….………….…………….. (5)
Apabila transformer dianggap ideal, tanpa rugi-rugi daya, maka daya input Pi dianggap sama dengan daya output Po. Sehingga dari ( 3 ) didapat:
U1.I1 = U2.I2
a = Np/Ns = U1/U2 = I1/I2 .………………………………………………………. (6)
Persamaan (5) dan (6) inilah yang biasa digunakan sebagai pendekatan dalam praktek pengawasan di lapangan.
2.  Jenis / tipe dan klasifikasi trafo:
(akan di jelaskan dimateri tersendiri)
PERALATAN UTAMA & FUNGSI
Sesuai dengan penjelasan diatas, maka sebuah transformator distribusi berfungsi untuk menurunkan tegangan transmisi menengah 20kV ke tegangan distribusi 220/380V sehingga dengan demikian, peralatan utamanya adalah unit trafo itu sendiri ( umumnya jenis 3 phase ).
1. Kumparan tersier :
Selain kedua kumparan ( primer dan sekunder ) ada beberapa trafo yang dilengkapi dengan kumparan ketiga atau kumparan tersier ( tertiary winding ).
Kumparan tersier diperlukan untuk memperoleh tegangan tersier atau untuk kebutuhan lain. Untuk kedua keperluan tersebut, kumparan tersier selalu dihubungkan delta.
Kumparan tersier sering dipergunakan juga untuk penyambungan peralatan bantu seperti kondensator synchrone, kapasitor shunt dan reactor shunt, namun demikian tidak semua trafo daya mempunyai kumparan tersier.
2. Media pendingin :
Khusus jenis trafo tenaga tipe basah, kumparan-kumparan dan intinya direndam dalam minyak-trafo, terutama trafo-trafo tenaga yang berkapasitas besar, karena minyak trafo mempunyai sifat sebagai media pemindah panas dan bersifat pula sebagai isolasi ( tegangan tembus tinggi ) sehingga berfungsi sebagai media pendingin dan isolasi. Untuk itu minyak trafo harus memenuhi persyaratan sbb. :
a. ketahanan isolasi harus tinggi ( >10kV/mm )
b. Berat jenis harus kecil, sehingga partikel-partikel inert di dalam minyak dapat mengendap dengan cepat.
c. Viskositas yang rendah agar lebih mudah bersirkulasi dan kemampuan pendinginan menjadi lebih baik.
d. Titik nyala yang tinggi, tidak mudah menguap yg dapat membahayakan
e. Tidak merusak bahan isolasi padat ( sifat kimia ‘y’ )
3. Bushing :
Merupakan penghubung antara kumparan trafo ke jaringan luar. Bushing adalah sebuah konduktor yang diselubungi oleh isolator, yang sekaligus berfungsi sebagai penyekat antara konduktor tersebut dengan tangki trafo.
4. Tangki dan konservator (khusus pada trafo tipe basah) :
Pada umumnya bagian-bagian dari trafo yang terendam minyak trafo yang ditempatkan di dalam tangki baja. Tangki trafo-trafo distribusi umumnya dilengkapi dengan sirip-sirip pendingin ( cooling fin ) yang berfungsi memperluas permukaan dinding tangki, sehingga penyaluran panas minyak pada saat konveksi menjadi semakin baik dan efektif untuk menampung pemuaian minyak trafo, tangki dilengkapi dengan konservator.
5. Tap changer ( perubah tap ) :
Tap Changer adalah perubah perbandingan transformator untuk mendapatkan tegangan operasi sekunder sesuai yang diinginkan dari tegangan jaringan / primer yang berubah-ubah. Tap changer dapat dioperasikan baik dalam keadaan berbeban ( on-load ) atau dalam keadaan tak berbeban ( off load ), tergantung jenisnya.
6. Breather ( alat pernapasan ) :
Karena pengaruh naik turunnya beban trafo maupun suhu udara luar, maka suhu minyakpun akan berubah-ubah mengikuti keadaan tersebut. Bila suhu minyak tinggi, minyak akan memuai dan mendesak udara di atas permukaan minyak keluar dari dalam tangki, sebaliknya bila suhu minyak turun dan volumenya menyusut maka udara luar akan masuk ke dalam tangki.
Proses di atas disebut “pernapasan trafo”. Hal tersebut menyebabkan permukaan minyak trafo akan selalu bersinggungan dengan udara luar yg menurunkan nilai tegangan tembus minyak trafo. Untuk mencegah hal tersebut maka pada ujung pipa penghubung  udara luar dilengkapi tabung khusus yg berisi kristal yg bersifat hygroskopis.
7. Perlatan pengaman (safety devices):
Setiap unit trafo distribusi selalu dilengkapi dengan peralatan pengaman, yg mengamankan trafo khususnya fisis, elektris maupun kimiawi. Beberapa peralatan pengaman yg umum dikenal, antara lain :
a. Bucholz rele :
Rele ini berfungsi mendeteksi dan mengamankan trafo terhadap gangguan di dalam tangki yang menimbulkan gas. Gas dapat timbul diakibatkan oleh :
i.  Hubung singkat antar lilitan pada/dalam phasa
ii. Hubung singkat antar phasa atau phasa ke tanah
iii.Busur api listrik antar laminasi atau karena kontak yang kurang baik.
b. Over pressure rele :
Rele ini berfungsi hampir sama seperti rele Bucholz, yakni mengamankan terhadap gangguan di dalam trafo. Bedanya rele ini hanya bekerja oleh kenaikan tekanan gas yang tiba-tiba dan langsung mentripkan CB pada sisi upstream-nya.
c. Differential rele :
Berfungsi mengamankan trafo dari gangguan di dalam trafo antara lain flash over antara kumparan dengan kumparan, kumparan dengan tangki atau belitan dengan belitan di dalam kumparan ataupun antar kumparan.
d. Thermal rele :
Berfungsi untuk mengamankan trafo dari kerusakan isolasi kumparan, akibat adanya panas berlebih yang ditimbulkan oleh arus lebih ( over current ). Parameter yang diukur oleh rele ini adalah kenaikan temperatur.
Saat ini keempat jenis rele tersebut diintegrasikan pada satu jenis rele yang dikenal dengan DGPT2. Notasi DGPT2 berarti :
- D = Differential rele
- G = Gas rele
- P = Pressure rele
- T2= Temperature ( thermal ) rele dengan 2 thermostat, masing masing digunakan untuk men-triger alarm dan yang lainnya untuk mengoperasikan kumparan shunt pada CB di sisi upstream, untuk memutuskan / men-trip pasokan daya ke trafo.
e. OCR ( Over Current Rele) :
Berfungsi mengamankan trafo arus yang melebihi nilai yang diperkenankan lewat pada trafo tersebut. Arus lebih dapat terjadi oleh karena beban lebih atau gangguan hubung singkat.
f. Rele tangki–tanah :
Berfungsi untuk mengamankan trafo bila terjadi hubung singkat antara bagian yang bertegangan dengan bagian yang tidak bertegangan pada trafo.
g. Restricted Earth Fault rele :
Berfungsi untuk mengamankan trafo bila terjadi gangguan hubung singkat 1 phasa ke tanah.
h. Indikator-indikator :
Untuk mengawasi kondisi trafo selama beroperasi, maka setiap unit trafo umumnya dilengkapi dengan indikator-indikator berikut :
i. Indikator suhu minyak
ii. Indikator permukaan minyak
iii.Indikator sistem pendingin
iv.Indikator kedudukan tap
dwg-power-trafo-5-mva-1250-kva.JPG
dgpt2-bucholz-rele.JPG
DIAGRAM SISTEM
trafo-dalam-sistem.JPG
Drawing 7 : Contoh penempatan unit trafo distribusi dalam sistem

Transformator Daya dan Cara Pengujiannya

Transformator tenaga adalah suatu peralatan tenaga listrik yang berfungsi untuk menyalurkan tenaga/daya listrik dari tegangan tinggi ke tegangan rendah atau sebaliknya (mentransformasikan tegangan). Dalam operasi umumnya, trafo-trafo tenaga ditanahkan pada titik netralnya sesuai dengan kebutuhan untuk sistem pengamanan/proteksi, sebagai contoh transformator 150/70 kV ditanahkan secara langsung di sisi netral 150 kV, dan transformator 70/20 kV ditanahkan dengan tahanan di sisi netral 20 kV nya. Transformator yang telah diproduksi terlebih dahulu melalui pengujian sesuai standar yang telah ditetapkan.

Klasifikasi 

Transformator tenaga dapat di klasifikasikan menurut:
• Pasangan: 
  • Pasangan dalam 
  • Pasanga luar
• Pendinginan
Menurut cara pendinginannya dapat dibedakan sebagai berikut: (lihat Tabel 1) 
• Fungsi/Pemakaian
  • Transformator mesin 
  • Transformator Gardu Induk 
  • Transformato 
r Distribusi • Kapasitas dan Tegangan
Untuk mempermudah pengawasan dalam operasi trafo dapat dibagi menjadi: Trafo besar, Trafo sedang, Trafo kecil. 

Cara Kerja dan Fungsi Tiap-tiap Bagian

Suatu transformator terdiri atas beberapa bagian yang mempunyai fungsi masing-masing:
• Bagian utama
 - Inti besi
 Inti besi berfungsi untuk mempermudah jalan fluksi, yang ditimbulkan oleh arus listrik yang melalui kumparan. Dibuat dari lempengan-lempengan besi tipis yang berisolasi, untuk mengurangi panas (sebagai rugi-rugi besi) yang ditimbulkan oleh “Eddy Current”.
 - Kumparan trafo
 Beberapa lilitan kawat berisolasi membentuk suatu kumparan. Kumparan tersebut diisolasi baik terhadap inti besi maupun terhadap kumparan lain dengan isolasi padat seperti karton, pertinax dan lain-lain.
 Umumnya pada trafo terdapat kumparan primer dan sekunder. Bila kumparan primer dihubungkan dengan tegangan/arus bolak-balik maka pada kumparan tersebut timbul fluksi yang menginduksikan tegangan, bila pada rangkaian sekunder ditutup (rangkaian beban) maka akan mengalir arus pada kumparan ini. Jadi kumparan sebagai alat transformasi tegangan dan arus.
- Kumparan tertier
 Kumparan tertier diperlukan untuk memperoleh tegangan tertier atau untuk kebutuhan lain. Untuk kedua keperluan tersebut, kumparan tertier selalu dihubungkan delta. Kumparan tertier sering dipergunakan juga untuk penyambungan peralatan bantu seperti kondensator synchrone, kapasitor shunt dan reactor shunt, namun demikian tidak semua trafo daya mempunyai kumparan tertier.
- Minyak trafo
 Sebagian besar trafo tenaga kumparan-kumparan dan intinya direndam dalam minyak-trafo, terutama trafo-trafo tenaga yang berkapasitas besar, karena minyak trafo mempunyai sifat sebagai media pemindah panas (disirkulasi) dan bersifat pula sebagai isolasi (daya tegangan tembus tinggi) sehingga berfungsi sebagai media pendingin dan isolasi. Untuk itu minyak trafo harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
 
 
  • kekuatan isolasi tinggi 
  • penyalur panas yang baikberat jenis yang kecil, sehingga partikel-partikel dalam minyak dapat mengendap dengan cepat 
  • viskositas yang rendah agar lebih mudah bersirkulasi dan kemampuan pendinginan menjadi lebih baik 
  • titik nyala yang tinggi, tidak mudah menguap yang dapat membahayakan 
  • tidak merusak bahan isolasi padat 
  • sifat kimia y
ang stabil.
- Bushing
 Hubungan antara kumparan trafo ke jaringan luar melalui sebuah busing yaitu sebuah konduktor yang diselubungi oleh isolator, yang sekaligus berfungsi sebagai penyekat antara konduktor tersebut denga tangki trafo.
- Tangki dan Konservator
 Pada umumnya bagian-bagian dari trafo yang terendam minyak trafo berada (ditempatkan) dalam tangki. Untuk menampung pemuaian minyak trafo, tangki dilengkapi dengan konservator.
• Peralatan Bantu
 - Pendingin
 Pada inti besi dan kumparan-kumparan akan timbul panas akibat rugi-rugi besi dan rugi-rugi tembaga. Bila panas tersebut mengakibatkan kenaikan suhu yang berlebihan, akan merusak isolasi di dalam trafo, maka untuk mengurangi kenaikan suhu yang berlebihan tersebut trafo perlu dilengkapi dengan sistem pendingin untuk menyalurkan panas keluar trafo.
 Media yang digunakan pada sistem pendingin dapat berupa: Udara/gas, minyak dan air. Pengalirannya (sirkulasi) dapat dengan cara : 
  • Alamiah (natural) 
  • Tekanan/paksaan (forced). 
Macam-macam dan sistem pendingin trafo berdasarkan media dan cara pengalirannya dapat diklasifikasikan seperti pada Tabel 1.
- Tap Changer (perubah tap)
 Tap Changer adalah perubah perbandingan transformator untuk mendapatkan tegangan operasi sekunder sesuai yang diinginkan dari tegangan jaringan/primer yang berubah-ubah. Tap changer dapat dilakukan baik dalam keadaan berbeban (on-load) atau dalam keadaan tak berbeban (off load), tergantung jenisnya.
- Alat pernapasan
 Karena pengaruh naik turunnya beban trafo maupun suhu udara luar, maka suhu minyakpun akan berubah-ubah mengikuti keadaan tersebut. Bila suhu minyak tinggi, minyak akan memuai dan mendesak udara di atas permukaan minyak keluar dari dalam tangki, sebaliknya bila suhu minyak turun, minyak menyusut maka udara luar akan masuk ke dalam tangki.
 Kedua proses di atas disebut pernapasan trafo. Permukaan minyak trafo akan selalu bersinggungan dengan udara luar yang menurunkan nilai tegangan tembus minyak trafo, maka untuk mencegah hal tersebut, pada ujung pipa penghubung udara luar dilengkapi tabung berisi kristal zat hygroskopis.
- Indikator
 Untuk mengawasi selama trafo beroperasi, maka perlu adanya indicator pada trafo sebagai berikut:
  • indikator suhu minyak 
  • indikator permukaan minyak 
  • indikator sistem pendingin 
  • indikator kedudukan tap 
  • dan sebagainya.
• Peralatan Proteksi
 - Rele Bucholz
 Rele Bucholz adalah rele alat/rele untuk mendeteksi dan mengamankan terhadap gangguan di dalam trafo yang menimbulkan gas. 
Gas yang timbul diakibatkan oleh:
a. Hubung singkat antar lilitan pada/dalam phasa 
b. Hubung singkat antar phasa 
c. Hubung singkat antar phasa ke tanah 
d. Busur api listrik antar laminasi 
e. Busur api listrik karena kontak yang kurang baik. 
- Pengaman tekanan lebih 
Alat ini berupa membran yang dibuat dari kaca, plastik, tembaga atau katup berpegas, berfungsi sebagai pengaman tangki trafo terhadap kenaikan tekan gas yang timbul di dalam tangki yang akan pecah pada tekanan tertentu dan kekuatannya lebih rendah dari kakuatan tangi trafo.
- Rele tekanan lebih
 Rele ini berfungsi hampir sama seperti rele Bucholz, yakni mengamankan terhadap gangguan di dalam trafo. Bedanya rele ini hanya bekerja oleh kenaikan tekanan gas yang tiba-tiba dan langsung mentripkan P.M.T.
- Rele Diferensial
 Berfungsi mengamankan trafo dari gangguan di dalam trafo antara lain flash over antara kumparan dengan kumparan atau kumparan dengan tangki atau belitan dengan belitan di dalam kumparan ataupun beda kumparan.
- Rele Arus lebih
 Befungsi mengamankan trafo arus yang melebihi dari arus yang diperkenankan lewat dari trafo terseut dan arus lebih ini dapat terjadi oleh karena beban lebih atau gangguan hubung singkat.
- Rele Tangki tanah
 Berfungsi untuk mengamankan trafo bila ada hubung singkat antara bagian yang bertegangan dengan bagian yang tidak bertegangan pada trafo.
- Rele Hubung tanah
 Berfungsi untuk mengamankan trafo bila terjadi gangguan hubung singkat satu phasa ke tanah.
- Rele Termis
 Berfungsi untuk mencegah/mengamankan trafo dari kerusakan isolasi kumparan, akibat adanya panas lebih yang ditimbulkan oleh arus lebih. Besaran yang diukur di dalam rele ini adalah kenaikan temperatur.

Pengujian Transformator

Pengujian transformator dilaksanakan menurut SPLN’50-1982 dengan melalui tiga macam pengujian, sebagaimana diuraikan juga dalam IEC 76 (1976), yaitu :
- Pengujian Rutin
 Pengujian rutin adalah pengujian yang dilakukan terhadap setiap transformator, meliputi:
  • pengujian tahanan isolasi 
  • pengujian tahanan kumparan 
  • pengujian perbandingan belitan Pengujian vector group 
  • pengujian rugi besi dan arus beban kosong 
  • pengujian rugi tembaga dan impedansi 
  • pengujian tegangan terapan (Withstand Test) 
  • pengujian tegangan induksi (Induce Test).
- Pengujian jenis
 Pengujian jenis adalah pengujian yang dilaksanakan terhadap sebuah trafo yang mewakili trafo lainnya yang sejenis, guna menunjukkan bahwa semua trafo jenis ini memenuhi persyaratan yang belum diliput oleh pengujian rutin. Pengujian jenis meliputi:
 
 
  • pengujian kenaikan suhu
  • pengujian impedansi
- Pengujian khusus
 Pengujian khusus adalah pengujian yang lain dari uji rutin dan jenis, dilaksanakan atas persetujuan pabrik denga pmbeli dan hanya dilaksanakan terhadap satu atau lebih trafo dari sejumlah trafo yang dipesan dalam suatu kontrak. Pengujian khusus meliputi :
 
 
  • pengujian dielektrik
  • pengujian impedansi urutan nol pada trafo tiga phasa
  • pengujian hubung singkat
  • pengujian harmonik pada arus beban kosong
  • pengujian tingkat bunyi akuistik
  • pengukuran daya yang diambil oleh motor-motor kipas dan pompa minyak.
• Pengujian Rutin
 - Pengukuran tahanan isolasi
 Pengukuran tahanan isolasi dilakukan pada awal pengujian dimaksudkan untuk mengetahui secara dini kondisi isolasi trafo, untuk menghindari kegagalan yang fatal dan pengujian selanjutnya, pengukuran dilakukan antara:
  • sisi HV - LV
  • sisi HV - Ground
  • sisi LV- Groud
  • X1/X2-X3/X4 (trafo 1 fasa)
  • X1-X2 dan X3-X4 )trafo 1 fasa yang dilengkapi dengan circuit breaker.
Pengukuran dilakukan dengan menggunakan megger, lebih baik yang menggunakan baterai karena dapat membangkitkan tegangan tinggi yang lebih stabil. Harga tahanan isolasi ini digunakan untuk kriteria kering tidaknya trafo, juga untuk mengetahui apakah ada bagian-bagian yang terhubung singkat.
- Pengukuran tahanan kumparan
 Pengukuran tahanan kumparan adalah untuk mengetahui berapa nilai tahanan listrik pada kumparan yang akan menimbulkan panas bila kumparan tersebut dialiri arus.
 Nilai tahanan belitan dipakai untuk perhitungan rugi-rugi tembaga trafo.
 Pada saat melakukan pengukuran yang perlu diperhatikan adalah suhu belitan pada saat pengukuran yang diusahakan sama dengan suhu udara sekitar, oleh karenanya diusahakan arus pengukuran kecil.
 Peralatan yang digunakan untuk pengukuran tahanan di atas 1 ohm adalah Wheatstone Bridge, sedangkan untuk tahanan yang lebih kecil dari 1 ohm digunakan Precition Double Bridge.
 Pengukuran dilakukan pada setiap fasa trafo, yaitu antara terminal:
 Untuk terminal tegangan tinggi:
 a. Trafo 3 fasa
     - fasa A - fasa B  - fasa B - fasa C  - fasa C - fasa A 
b. Trafi 1 fasa
    - terminal H1-H2 untuk trafo double bushing  - terminal H1-Ground untuk trafo single bushing
Untuk sisi tegangan rendah
 a. Trafo 3 fasa
 
 
    - fasa a - fasa b  - fasa b - fasa c  - fasa c - fasa a
b. Trafo 1 fasa
 - terminal X1-X4 dengan X2-X3 dihubung singkat.
Pengukuran dengan Wheatstone bridge digunakan untuk tahanan di atas 1 ohm. Rangkaian pengukuran dapat dilihat pada Gambar 1. Pada keadaan seimbang berlaku rumus:
Rx adalah hagra tahanan belitan yang diukur = factor pengali. Pengukuran dengan Precition double bridge digunakan untuk tahanan yang lebih kecil dar 1 ohm. Rangkaian pengukuran seperti Gambar 2. Tahanan yang diukur Rx dapat dihitung dengan menggunakan rumus: 
- Pengukuran perbandingan belitan
 Pengukuran perbandingan belitan adalah untuk mengetahui perbandingan jumlah kumparan sisi tegangan tinggi dan sisi tegangan rendah pada setiap tapping, sehingga tegangan output yang dihasilkan oleh trafo sesuai dengan yang dikehendaki. toleransi yang diijinkan adalah:
 a. 0,5 % dari rasio tegangan atau b. 1/10 dari persentase impedansi pada tapping nominal.
 Pengukuran perbandingan belitan dilakukan pada saat semi assembling yaitu setelah coil trafo di assembling dengan inti besi dan setelah tap changer terpasang, pengujian kedua ini bertujuan untuk mengetahui apakah posisi tap trafo telah terpasang secara benar dan juga untuk pemeriksaan vector group trafo.
 Pengukuran dapat dilakukan dengan menggunakan Transformer Turn Ratio Test (TTR), misalnya merk Jemes G. Biddle Co Cat. No.55005 atau Cat. No. 550100-47.
- Pemeriksaan Vector Group
 Pemeriksaan vector group bertujuan untuk mengetahui apakah polaritas terminal-terminal trafo positif atau negatif. Standar dari notasi yang dipakai adalah ADDITIVE dan SUBTRACTIVE.
- Pengukuran rugi dan arus beban kosong
 Pengukuran ini untuk mengetahui berapa daya yang hilang yang disebabkan oleh rugi histerisis dan eddy current dari inti besi (core) dan besarnya arus yang ditimbulkan oleh kerugian tersebut. Pengukuran dilakukan dengan memberikan tegangan nominal pada salah satu sisi dan sisi lainnya dibiarkan terbuka.
- Pengukuran rugi tembaga dan impedansi
 Pengukuran ini bertujuan untum mengetahui besarnya daya yang hilang pada saat trafo beroperasi akibat dari tembaga (Wcu) dan strey loss (Ws) trafo yang digunakan.
 Pengukuran dilakukan dengan memberi arus nominal pada salah satu sisi dan pada sisi yang lain dihubung-singkat, dengan demikian akan terbangkit juga arus nominal pada sisi tersebut, sehingga trafo seolah-olah dibebani penuh.
 Perhitungan rugi beban penuh (Wcu) dan impedansi (Iz), dimana pada waktu pengukuran tahanan belitan (R), Wcu dan Iz dilakukan pada saat suhu rendah (udara sekitar (t)), maka Wcu dan Iz perlu dikoreksi terhadap suhu acuan 75ºC, dimana factor koreksi (a) adalah :
 - Pengujian tegangan terapan (Withstand Test)
 Pengujian ini dimaksudkan untuk menguji kekuatan isolasi antara kumparan dan body tangki.
 Pengujian dilakukan dengan memberi tegangan uji sesuai denga standar uji dan dilakukan pada:
    - sisi tegangan tinggi terhadap sisi tegangan rendah dan body yang di ke tanahkan  - sisi tegangan rendah terhadap sisi tegangan tinggi dan body yang di ke tanahkan.  - waktu pengujian 60 detik.
- Pengujian tegangan induksi
 Pengujian tegangan induksi bertujuan untuk mengetahui kekuatan isolasi antara layer dari tiap-tiap belitan dan kekuatan isolasi antara belitan trafo. Pengujian dilakukan dengan memberi tegangan supply dua kali tegangan nominal pada salah satu sisi dan sisi lainnya dibiarkan terbuka. Untuk mengatasi kejenuhan pada inti besi (core) maka frekwensi yang digunakan harus dinaikkan sesuai denga kebutuhan. Lama pengujian tergantung pada besarnya frekwensi pengujian berdasarkan rumus:
waktu pengujian maksimum adalah 60 detik.
 - Pengujian kebocoran tangki
 Pengujian kebocoran tangki dilakukan setelah semua komponen trafo terpasang. Pengujian dilakukan untuk mengetahui kekuatan dan kondisi paking dan las trafo. Pengujian dilakukan dengan memberikan tekanan nitrogen (N2) sebesar kurang lebih 5 psi dan dilakukan pengamatan pada bagian-bagian las dan paking dengan memberikan cairan sabun pada bagian tersebut. Pengujian dilakukan sekitar 3 jam apakah terjadi penurunan tekanan.
• Pengujian Jenis (Type Test)
 - Pengujian kenaikan suhu
 Pengujian kenaikan suhu dimaksudkan untuk mengetahui berapa kenaikan suhu oli dan kumparan trafo yang disebabkan oleh rugi-rugi trafo apabila trafo dibebani. Pengujian ini juga bertujuan untuk melihat apakah penyebab panas trafo sudah cukup effisien atau belum.
 Pada trafo dengan tapping tegangan di atas 5% pengujian kenaikan suhu dilakukan pada tappng tegangan terendah (arus tertinggi), pada trafo dengan tapping maksimum 5% pengujian dilakukan pada tapping nominal.
 Pengujian kenaikan suhu sama dengan pengujian beban penuh, pengujian dilakukan dengan memberikan arus trafo sedemikian hingga membangkitkan rugi-rugi trafo, yaitu rugi beban penuh dan rugi beban kosong.
 Suhu kumparan dihitung berdasarkan rumus sebagai berikut:
 t adalah suhu sekitar pada saat akhir pengujian.
- Pengujian tegangan impulse
 Pengujian impulse ini dimaksudkan untuk mengetahui kemampuan dielektrik dari sistem isolasi trafo terhadap tegangan surja petir.
 Pengujian impuls adalah pengujian dengan memberi tegangan lebih sesaat dengan bentuk gelombang tertentu. Bila trafo mengalami tegangan lebih, maka tegangan tersebut hampir didistribusikan melalui effek kapasitansi yang terdapat pada :
    - antar lilitan trafo - antar layer trafo - antara coil denga ground.
- Pengujian tegangan tembus oli
 Pengujian tegangan tembus oli dimaksudkan untuk mengetahui kemampuan dielektrik oli. Hal ini dilakukan karena selain berfungsi sebagai pendingin dari trafo, oli juga berfungsi sebagai isolasi.
 Persyaratan yang ditentukan adalah sesuai denga standart SPLN 49 - 1 : 1982, IEC 158 dan IEC 296 yaitu:
 - > = 30 KV/2,5 mm sebelum purifying
- > = 50 KV/2,5 mm setelah purifying
 Peralatan yang dapat digunakan misalnya merk Hipotronics type EP600CD. Cara pengujian:
 - bersihkan tempat sample oli dari kotoran dengan mencucinya dengan oli sampai bersih.
- ambil contoh/sample oli yang akan diuji, usahakan pada saat pengambilan sample oli tidak tersentuh tangan atau terlalu lama terkena udara luar karena oli ini sanga sensitive.
- tempatkan sample oli padaalat tetes.
- nyalakan power alat tetes.
- tekan tombol start dan counter akan mencatat secara otomatis sejauh mana kemampuan dielektrik oli tersebut. Setelah counter berhenti dan tombol reset menyala, tekan tombol reset untuk mengembalikan ke posisi semula.
- hasil pengujian tegangan tembus diambil rata-ratanya setelah dilakukan 5 (lima) kali dengan selang waktu 2 menit.
 
 

Kesimpulan

  1. Kelayakan operasi dari suatu transformator daya dapat ditetapkan setelah melalui tahapan-tahapan pengujian berdasarkan standar yang berlaku. 
  2. Ketelitian dari proses pengujian transformator daya sangan dipengaruhi oleh temperatur ruang serta ketepatan waktu pelaksanaannya.
  3. Keandalan transformator selama masa operasi, sangat ditentukan oleh cara pemeliharaannya, sehingga jadwal waktu pemeliharaan perlu dikaji lebih lanjut.

Komponen DOL Starter

Tabel komponen starter Direct On Line 380 VAC 3phase 50Hz
Motor
(kW)
FLC
(Amp)
NFB
(Amp)
Contactor
AC3
Kabel
mm2
0.25
0.9
5
9
1
0.37
1.4
5
9
1
0.55
1.6
5
9
1
0.75
2.4
5
9
1
1.1
3.4
10
9
1
1.5
4
10
9
1
2.2
5.5
15
9
1
3.7
8.7
20
12
1.5
5.5
13
30
18
2.5
7.5
17
40
18
2.5
11
24
60
25
4
15
32.5
100
32
10
18.5
39.5
100
45
10
22
46.5
125
50
10
30
63
150
80
16
37
74
150
80
25
45
90
200
100
35
Kondisi :
  1. Beban adalah motor squirrel cage 3 phase 4 pole
  2. Ukuran kabel adalah luas penampang kabel pada minimum.
  3. Ukuran komponen tersebut bukan harga mati, tegantungpada aplikasi.